Sedih Ketika Rasulullah Ditimpa Dua Kesedihan - Sonny Abi Kim

Dikala Sedih Menyapamu




Bismillahirohmanirohim

Jalan yang lurus bukanlah jalan yang mulus, tapi kebahagiaan yang hakiki dan kedamaian pada hati adalah milik mereka yang mau berjalan di atasnya. Jalan ini memang begitu panjang tempuhannya dan selalu ada saja ujiannya.

Untunglah kita tidak diminta untuk sampai ke ujungnya. Hanya saja kita diminta untuk mati di atasnya, ini perkataan Syeikh al-albani. Menempuh jalan yang lurus bukan berarti akan selalu terasa indah dimata. Juga bukan berarti kita tidak akan dihadang oleh masalah dan beban berat.


Karena tidak ada satupun Kekasih Allah yang tidak pernah merasakan sentuhan ujian cinta darinya. 

Justru kita harus takut apabila ibadah kita masih kurang serius, dosa dibuat terus-menerus, tapi seakan nikmat hidup selalu bertambah dan terus bertambah.


Maka saat itu patutlah kita merasa khawatir, karena dibanting dari atas itu pasti terasa lebih pedih dan menyakitkan. Nikmatilah setiap pergiliran episode kehidupan, susah-senang, tawa-tangis, lapang maupun sempit.


Karena puncak keindahan hidup, yang harusnya kita rindukan adalah kemesraan dengan Allah setiap saat, dalam kondisi apapun dan bagaimanapun. 


Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, juga merasakan pergiliran kepedihan hidup. Dan salah satu yang paling indah adalah ketika beliau mendapatkan penolakan di Thoif.


Para ulama menyebut tahun itu sebagai tahun kesedihan, karena beberapa waktu sebelumnya baginda Rasul baru saja kehilangan dua orang terkasih. Yang pertama adalah Khadijah binti khuwailid al-kubra yang tidak lain adalah sang istri yang begitu dicintainya.


Yang kedua adalah paman Rasul yaitu Abu Tholib yang wafat dalam keadaan tidak beriman. Betapa istimewa kedua orang ini di hati Rasulullah. Kepada pamannya berulang kali Rasulullah membujuk dengan sepenuh hati agar tergerak untuk memeluk Islam.


Meskipun tidak berhasil sampai diujung nafas. Betapa besar harapan Rasulullah akan keselamatan pamannya ini. Kemudian tentang ibunda Khadijah, Rasul mengatakan dialah yang beriman kepadaku, ketika orang-orang mengingkariku.


Dialah yang mempercayaiku, disaat orang lain menganggap aku berdusta. Dia yang memberikan hartanya kepadaku, ketika orang-orang sibuk menahannya. Khadijah binti khuwailid Al Kubro adalah wanita yang menjadi cinta sejati rasulullah, yang membuat cemburu istri-istri setelahnya.


Dan tidak lama setelah dua orang terkasih ini meninggal dunia. Pada waktu yang berdekatan Rasulullah harus menerima cacian dan cemoohan yang begitu menyakitkan. Perjalanan jauh yang ditempuhnya untuk memberikan ajakan cinta kepada para petinggi dan penduduk Thoif ketika itu.


Dibalas dengan perilaku yang tidak pantas, kata-kata yang menghinakan, dan lemparan batu yang membuatnya bersimbah darah. Tapi episode kesedihan itu diterimanya dengan penuh kedamaian hati, sebagaimana yang tergambar dalam doanya Rasulullah ketika itu.


"Wahai Allah Tuhanku kepadamu aku mengadukan kelemahan diriku, kepadamu aku mengadukan kekurangan daya upayaku, dan kehinaanku di hadapan sesama manusia.


Wahai Allah yang Maha Kasih dari segala kasih, Engkau adalah pelindung orang-orang yang lemah dan teraniaya, Engkau adalah pelindungku.


Ya rabb kepada siapa Engkau serahkan diriku? apakah kepada orang yang membenciku yaitu kepada musuh-musuh yang menguasai diriku. Tetapi asalkan engkau tidak murka kepadaku. Aku tidak peduli semua itu.


Fainlam takun alayya ghodhobun Falauballi, karuniamu lebih luas bagiku, maka aku berlindung dengan cahayamu yang menerangi segala kegelapan daripada murkamu, yang akan Engkau ditimpakan kepadaku.


Engkaulah yang berhak menegurku sehingga engkau meridoiku.Tiada daya dan upaya kecuali darimu "


Kita akan bisa menikmati perjalanan hidup ini sepahit apapun itu. Ketika yang jadi tujuan kita adalah keridhaan Allah bukan yang lain.


Sonny Abi Kim





Comments