Nasihat Dari Abu Nawas: Jadilah Orang Terhormat, Baik dan Sabar - Dr. Fahruddin Faiz


“Hai Abu Nawas! Jadilah orang terhormat, baik dan sabar.” Tiga kalimat ini gabungan yang bagus: orang terhormat, baik dan sabar. Terhormat itu berkaitan tentang kualifikasi sosial, baik itu kualifikasi individual dan sabar itu tentang hubungan dengan yang lain. Banyak orang yang terhormat dan baik tapi tidak sabaran. Banyak orang yang sabar dan baik tapi tidak terhormat. Banyak orang terhormat tapi tidak baik. Macam-macam kombinasi yang ada, namun kalau bisa ikuti nasihat dari Abu Nawas, jadilah orang yang terhormat, baik dan sabar.

Dalam kisahnya, Abu Nawas ini sedang memarahi dirinya sendiri, beliau bilang “Waktu telah merusakmu dengan harta dan keinginan hanya demi kesenangan. Hai pendosa besar! ampunan Allah itu lebih besar daripada dosamu. Sebesar-besarnya sesuatu masih lebih kecil dibandingkan dengan ampunan Allah yang paling kecil.” Kalimat ini untuk menasihati dirinya sendiri untuk segera bertaubat, yaitu tobat yang beneran (nasuha). Taubat yang beneran itu berarti tidak diulang dan berjanji untuk tidak diulang lagi. Jadi, hal pertama-tama yang dilakukan adalah memarahi diri sendiri untuk segera mau bergerak bertobat, lalu menyesali apa yang telah dilakukan sebelumnya serta berjanji tidak mengulanginya lagi di masa depan. Dan hal ini kelihatan sangat mudah tapi berat. Kalau istighfar sih iya, cuma istighfar kita akan sering istighfar formalitas.

Namun, Istighfar Abu nawas ini adalah istighfar yang beneran karena beliau merasa dosanya sangat banyak. Kalau yang sering kita lakukan adalah istighfar yang enteng (sekedar dimulut) karena kita merasa enggak banyak dosa. Tapi jangan salah, Abu Nawas juga sebelumnya merasa enggak banyak dosa. Dia merasa kalau dia mabuk, kalau dia hura-hura ya memang sudah seharusnya begitu. Hidup sekali mau apa? kan logikanya begitu. Jadi orang itu ketika ada di wilayah ketika dia salah biasanya dia nda merasa salah. Maka butuh momen-momen kesadaran bahwa aku ini banyak salah.

Kalau ingin istighfarmu mantap kamu harus sadar bahwa kamu banyak kelirunya, banyak salahnya. Cuma kesadaran bahwa aku salah ini sering tertutup oleh kesadaranmu bahwa kamu itu enggak terlalu banyak salah. Setiap orang lebih dominan merasa bahwa aku ini sudah dijalan yang benar.

Jadi kesadaran yang timbul dalam diri bukan kesadaran bahwa aku ini banyak salah dan sering melakukan kesalahan. Tapi biasanya yang muncul dalam hidup kita adalah kesadaran bahwa aku ini sudah benar. Itu yang mungkin membuat istighfar kita enggak terlalu mantep, hanya sekedar formalitas saja. Dan pada akhirnya taubatnya pun bukan tobat yang serius. Nah kita diajari oleh Abu Nawas, ayo nasehati dirimu sendiri. Kalau kamu nunggu dinasehati oleh orang lain ya takkan nyampe-nyampe. Nasehat yang paling bagus adalah nasihat yang berasal dari dirinya sendiri yaitu kesadaran.  


Comments