Ngaji Filsafat : Platonic love itu Apa? - Dr. Fahruddin Faiz

Platonic love itu Apa? 

Platonic love adalah cinta yang tanpa hasrat jasmaniah, ini cinta bersifat universal. Dan kamu bisa ketemu dengan siapa saja. Dan kamu memberikan kebaikan dan mengambil kebaikan dari cintamu, itu namanya platonic love. Di level Cinta platonik ini, kamu nggak perlu kuatir karena kamu boleh jatuh cinta sama siapa saja. Boleh mencintai semua tanpa takut diterima atau ditolak. Platonic love adalah cinta tanpa keterikatan emosional, atau ini kalimatnya agak ngeri “lebih baik mencintai seseorang yang tidak mencintai kita. Atau gak usah dipedulikan dia cinta atau tidak pada kita.”

Kenapa? Kalau kita cinta seseorang lalu dia juga cinta pada kita. Maka akan lahir keterikatan emosional, dan keterikatan ini merupakan awal dari kegalauan. Jadi jangan sampai lahir keterikan, karena dalam agama keterikatan itu cuma sama Allah. Masa sih yang tidak kita suka kita cintai?. Iya karena orang yang tidak mencintai kamu dan kamu mencintainya, itu tidak akan ada keterikatan emosional. Sehingga kamu bebas berbuat baik kepadanya maupun dia terhadapmu. 

Kalian baik sama sahabat yang gak ada keterikatan emosional kan mudah. Kamu bebas melakukan apa aja dan tidak mungkin sedih. Karena yang bisa berkhianat hanya orang yang punya keterikatan emosional sama kita. Ketika ada keterikatan emosional akan lahir harapan-harapan dan keinginan-keinginan. Kalau sudah lahir harapan dan keinginan pasti di situ akan muncul kekecewaan-kekecewaan. Orang yang tidak berharap tidak akan kecewa.

Karena kamu terlalu banyak keinginan dan terlalu banyak harapan, nanti kamu akan kecewa. Pasti ada kecewanya, kalau ada hari ini yang sedang galau dan kamu bingung karena apa?. Kurangi harapanmu karena ketika keinginanmu banyak yang kemudian tak terpenuhi kamu akan kecewa. Jadi jangan terlalu banyak harapan, kalau ingin berbuat baik lakukan saja tanpa di barengi harapan. Kalau dalam bahasa agama ikhlas saja tanpa pamrih. 

Cinta yang emosional membuat pecinta dan yang dicintai jadi bodoh. Cinta semacam ini ibarat cintanya serigala kepada domba. Kenapa? Karena membelenggu dia, karena tidak bisa serigala jatuh cinta sama domba. Sedalam apapun cintanya pada akhirnya kalau lapar domba akan dimakan juga. Jadi, jangan ada keterikatan emosional, kalau ada rasa suka silakan. Tapi tidak usah bikin komitmen macam-macam, nggak usah terlalu dalam secara emosi. 

Bikin komitmen tidak apa-apa asal jangan emosional. Karena ketika ada keterikatan emosional maka muncul rasa takut kehilangan.  Akhirnya terjadi ketergantungan, ini urusannya akan susah jika sudah tergantung. Kamu akan galau sendiri dan jadi susah sendiri. Jadi rumusnya platonic love yang pertama adalah jangan ada keterikatan emosional. Mau suka atau tidak suka pada seseorang silakan aja, tapi jangan terikat dan tergantung. 

Kalau kamu sekarang ada di dalam wilayah ini, hari ini segeralah melepaskan diri. Katanya Plato, sama kayak domba, kamu harus segera melepaskan diri dari serigala. Kalau nggak lambat laun kamu akan dimakan, pasti kamu akan sedih. Jadi biar tidak sedih jangan ada keterikatan emosional, sekalipun kamu sukses menikah. Karena apa sih di dunia ini, ikatan yang tidak terpisah? Pada akhirnya akan terpisah. Suami istri pun pada akhirnya, tidak ada yang langgeng berdua selamanya di dunia. Jadi emosi dan ketergantungannya nggak usah diikutkan. Biar cinta tidak jadi sumber kesedihan.

#ngajifilsafat #filsafatcinta # PlatonicLove #FahruddinFaiz