Ngaji Filsafat : Be Your Self ! Jadilah Dirimu Seutuhnya - Dr. Fahruddin Faiz

Jadilah Dirimu Seutuhnya



Salah satu yang menjadi kewajiban kita adalah aktualisasi diri. Yaitu menjadi diri yang sepenuhnya, kata Maslow "I can feel guilty about the pass, apprehensive about the future but only in the present can I acts." Maknanya mungkin aku merasa bersalah terhadap masa lalu dan berharap pada masa depan. Tapi yang jelas aku harus melakukan sesuatu sekarang. Kemudian melanjutkan "The ability to be in the  present moment is the major components of mental willness".  Artinya kemampuan untuk hidup sekarang, saat ini dan di sini adalah unsur paling utama adalah kesehatan mentalmu.

Jangan hidup di masa lalu dan jangan hidup di masa depan. Kalau kamu berharap akan masa depan itu tidak masalah. Dan merasa kecewa terhadap masa lalujuga itu tidak masalah. Tapi hiduplah di masa kini karena dari masa kinilah yang akan menjadi titik awal kamu bisa jadi dirimu sepenuhnya. Kalau kamu masih terkungkung oleh masa lalu atau masih belum bangun oleh mimpimu akan masa depan. Kamu belum bisa jadi dirimu sepenuhnya.

Jadilah dirimu sepenuhnya sekarang. katanya lagi "If you plan on being anything less than what you are capable of being, you will probably  unhappy all the days of your life." Maknanya yaitu, kalau kamu merencanakan ingin menjadi sesuatu yang kurang dari kemampuanmu yang sesungguhnya. Engkau mungkin akan tidak bahagia sepanjang hidupmu. Kalau kamu bisa jadi orang besar jangan bercita-cita jadi orang kecil. 

Kalau kamu sebenarnya mampu untuk jadi presiden kejarlah sampai jadi presiden. Kalau tidak kamu akan kecewa sepanjang hidupmu. Kalau passionmu adalah seni masuklah ke ranah seni karena kalau tidak kamu akan gelisah terus sepanjang hidup kalau passionmu adalah dagang  Masuklah ke ranah bisnis karena kalau tidak kamu akan tidak bahagia sepanjang hidup.

"Don't worry when you are not recognize, but strive to be worthy of recognition." Tidak usah takut kalau kamu tidak diakui oleh orang lain. Tapi kamu berusahalah  menjadi orang yang layak untuk diakui. Jangan takut tidak diakui orang, tapi bentuklah dirimu jadi orang yang layak diakui. Maksudnya apa? kamu tidak usah mengejar pengakuan, jadikan dirimu sesuatu yang layak diakui. "Be independent of the Good opinion of other people" tidak usah kamu terlalu mempertimbangkan  dari pandangan orang lain terhadap dirimu. Termasuk pandangan baiknya orang lain kepadamu.

Kenapa?, Karena kadang-kadang kalau kamu menginginkan orang lain berpandangan baik kepadamu. Kamu akan tergantung dari pandangan mereka, dan kamu memutuskan sesuatu sesuai keinginan mereka dan bukan dari keinginanmu. Misalnya dalam hatimu bilang "Wah kata temanku kalau aku pakai baju ini akan kelihatan ganteng. Ya meskipun agak gatal-gatal gimana gitu kalau memakainya." Akhirnya kamu tetap memakainya walaupun kamu merasa gatal-gatal.

Kenapa? Karena demi untuk menggapai pandangan baiknya orang lain terhadap dirimu. Jadi justru kadang-kadang yang menjatuhkan kita itu, bukan pandangan jeleknya orang. Kalau pandangan jeleknya orang terhadap dirimu, itu kan mudah untuk menyikapinya. Misalnya lagi,meraka bilang "Wah kamu ini anak yang soleh sekali". Ketika mereka bilang seperti itu,  Makanya akan berusaha terus untuk terlihat soleh. Padahal passionmu tidak seperti itu, sehingga kamu terus tersiksa, kemana-mana harus bergaya jadi orang soleh.

Hal sepert itulah yang sering menghambat aktualisasi diri. Kemudian selanjutnya kamu akan dihadapkan dua pilihan, "You can choose go back to ward safety, or forward toward to growth." Jadi kamu bisa memilih untuk mundur ke belakang atau maju ke depan tumbuh untuk semakin berkembang  dan semakin sempurna semakin. Kalau tidak, kamu akan saveback kembali ke belakang dan kamu belum menjadi dirimu seutuhnya.

Selanjutnya, aktualisasi diri itu akan membuat orang memahami bahwa diri punya rasa simpati terhadap orang lain. Dan punya rasa sosial terhadap manusia yang lainnya. Mereka akan merasa akrab dan merasa terhubung dengan semua orang. Oleh karena itu, jangan takut untuk aktualisasi diri. Terus muncul rasa dilema, "Kalau saya mengaktualisasi diri, nanti saya jadi egois." Tidak benar, karena ketika kamu sudah potensimu sudah teraktual dengan baik. Maka kamu akan bisa nyambung dengan banyak orang yang lain. Dan kamu akan bisa berempati dan  bersimpati pada orang lain. Itulah teori hierarki kebutuhan dari Maslow.

Ada kalimat bagus dari Maslow yaitu "If the only tool you have is a hammer, you tend to see every problem as a nail". Makanya kalau satu-satunya alat yang kamu miliki adalah hanya palu, maka engkau akan cenderung melihat setiap masalah sebagai paku." Yang dimaksud disini adalah wawasanmu jangan sempit. Kalau kamu memiliki wawasan yang sempit, maka kamu hanya akan melihat masalah dengan wawasanmu itu atau bisa disebut dengan senjatamu itu.

Ilmu disini diibaratkan sebagai senjata, maka harus banyak dan bermacam-macam. Kalau senjatamu hanya satu, nanti kamu menyelesaikan apapun dengan senjatamu itu. Misalnya, karena kamu hanya punya palu, ke mana-mana pun kamu pergi senjatamu cuma palu. Mau makan pakai palu dan mau mandi pakai palu. Kenapa? karena alat yang kamu punya hanya alat pukul (palu)

Solusinya apa? Ya kamu harus tambah ilmu dan tambah wawasan.  Agar tidak hanya palu yang kamu miliki hidup ini, kamu harus punya senjata macam-macam. Kalau pas mandi kamu kamu butuh gayung, kalau pas makan kamu butuh sendok dan kalau untuk memotong pohon kamu butuh kapak.

Nah ketika kamu hanya punya satu senjata yaitu misalkan gayung. kemudian kamu  mau memotong pohon pakai gayung? Ya tunggulah sampai kiamat tidak akan  roboh-roboh. Jadi ini sindiran dari Maslow, Kenapa kok banyak orang kemana-mana gosip, kemana-mana cerita aib orang lain, karena dia keahliannya cuma itu dan nggak punya yang lain. Kalau kamu menasihatinya jangan berbuat demikian, loh dia bisanya cuma gosip yang lain nggak bisa. kamu akan capek menasihatinya. Karean memang dianya hanya punya senjata itu (bergosip). Jadi kemana-mana saja, ya cuma bisan bergosip. 

Oke jadi itu nasehat dari Maslow

Comments